Fauna tanah adalah
hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang
terdapat di dalam tanah (Suin, 1997). Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan
mampu berjalan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah.
Makrofauna tanah adalah fauna tanah yang masih bias dilhat dengan mata
telanjang, seperti cacing, kelabang, kecoa dan semut. Secara garis besar proses
perombakan berlangsung sebagai berikut : Pertama-tama perombak yang besar atau
makrofauna meremah-remah substansi organic mati pada habitat. Kemudian materi
ini akan melalui usus dan akhirnya menghasilkan butiran-butiran feses.
Butiran-butiran tersebut dapat dimakan oleh mesofauna dan atau makrofauna
pemakan kotoran seperti cacing tanah yang hasil akhirnya akan dikeluarkan dalam
bentuk feses pula. Materi terakhir ini akan dirombak oleh mikroorganisme
terutama bakteri untuk diuraikan lebih lanjut. Penguraian akan menjadi lebih
sempurna apabila hasil ekskresi fauna ini dihancurkan dan diuraikan lebih lanjut
oleh mikroorganisme terutamabakteri hingga sampai pada proses mineralisasi.
Melalui proses tersebut, mikroorganisme yang telah mati akan menghasilkan
garam-garam mineral yang akan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan lagi. Dengan
melihat proses aliran energy dapat dikatakan bahwa tanpa adanya keberadaan
mesofauna tanah, proses perombakan materi (dekomposisi) tidak akan dapat
berjalan dengan baik (Rahmawaty, 2000).
Pengelompokan terhadap
fauna tanah sangat beragam, mulai dari Protozoa, Rotifera, Nematoda, Annelida,
Mollusca, Arthropoda, hingga Vertebrata. Fauna tanah dapat dikelompokkan atas
dasar ukuran tubuhnya, kehadirannya di tanah, habitat yang dipilihnya dan
kegiatan makannya. Berdasarkan kehadirannya, fauna tanah dibagi atas kelompok
transien, temporer, periodik dan permanen. Berdasarkan habitatnya fauna
tanah digolongkan menjadi golongan epigeon, hemiedafon dan eudafon. Fauna
epigeon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan di permukaan tanah, hemiedafon pada
lapisan organik tanah, dan yang eudafon hidup pada tanah lapisan mineral.
Berdasarkan kegiatan makannya fauna tanah ada yang bersifat herbivora,
saprovora, fungifora dan predator (Suin 1997).
Sedangkan fauna tanah
berdasarkan ukuran tubuhnya menurut Wallwork (1970), dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu; mikrofauna (20 µ – 200 µ), mesofauna (200 µ – 1 cm) dan
makrofauna (lebih dari 1 cm). Menurut Suhardjono dan Adisoemarto (1997),
berdasarkan ukuran tubuh fauna tanah dikelompokkan menjadi: (1). mikrofauna
adalah kelompok binatang yang berukuran tubuh < 0.15 mm, seperti: Protozoa
dan stadium pradewasa beberapa kelompok lain misalnya Nematoda, (2). Mesofauna
adalah kelompok yang berukuran tubuh 0.16 – 10.4 mm dan merupakan
kelompok terbesar dibanding kedua kelompok lainnya, seperti: Insekta,
Arachnida, Diplopoda, Chilopoda, Nematoda, Mollusca, dan bentuk pradewasa dari
beberapa binatang lainnya seperti kaki seribu dan kalajengking, (3). Makrofauna
adalah kelompok binatang yang berukuran panjang tubuh > 10.5 mm, sperti:
Insekta, Crustaceae, Chilopoda, Diplopoda, Mollusca, dan termasuk juga
vertebrata kecil. Odum (1998), menyebutkan bahwa mesofauna tanah meliputi
nematoda, cacing-cacing oligochaeta kecil enchytracid, larva serangga
yang lebih kecil dan terutama yang secara bebas disebut mikroarthropoda seperti
tungau-tungau tanah (Acarina) dan springtail (Collembola) seringkali merupakan
bentuk-bentuk yang paling banyak tetap tinggal dalam tanah.
Gambar Fauna Tanah

Label
|
Fauna
|
Label
|
Fauna
|
A
|
Mites (Acarina)
|
G
|
Woodlice (Isopoda)
|
B
|
Springtails (Collembola)
|
H
|
Centipedes and millipedes (Myriapoda)
|
C
|
Spiders (Araneida)
|
I
|
Termites (Isoptera)
|
D
|
Fly larvae (Diptera)
|
J
|
Earthworms (Lumbricida)
|
E
|
Beetlesand larvae(Coleoptera)
|
K
|
Potworms (Enchytraeida)
|
F
|
Ants (Hymenoptera)
|
L
|
Nematodes (Nematoda)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar